Jumat, 17 Desember 2010

Pasir yang Baik sebagai Bahan Bangunan

| Pasir merupakan agregat alami yang berasal dari letusan gunung berapi,
sungai, dalam tanah dan pantai oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam tiga
macam yaitu pasir galian, pasir laut dan pasir sungai.
Pada konstruksi bahan bangunan pasir digunakan sebagai agregat halus dalam campuran beton, bahan spesi perekat pasangan bata maupun keramik, pasir urug, screed lantai dll.
Menurut standar nasional indonesia (SK SNI – S – 04 – 1989 – F : 28) disebutkan mengenai
persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan adalah sebagai berikut :
  • Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan < 2,2.
  • Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
  • jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.
  • jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
  • Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir mengandung
lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
  • Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans–Harder dengan larutan jenuh
NaOH 3%.
  • Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai
3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
  • Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali
harus negatif.
  • Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunan
yang diakui.
16
  • Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harus
memenuhi persyaratan pasir pasangan.
pasir
Syarat Batas Gradasi Pasir
Lubang ayakan (mm) Berat Tembus Komulatif (%)
Zone 1 Zone 2
Zone 3 Zone 4
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
10 100 100 100 100 100 100 100 100
4.8 90 100 90 100 90 100 95 100
2.4 60 95 75 100 80 100 95 100
1.2 30 70 55 100 75 100 90 100
0.6 15 34 35 59 60 79 80 100
0.3 5 20 8 30 12 40 15 50
0.15 0 10 0 10 0 10 0 15
Keterangan :
Zone 1 = Pasir Kasar
Zone 2 = Pasir Agak Kasar
Zone 3 = Pasir Halus
Zone 4 = Pasir Agak Halus

Air yang baik sebagai bahan bangunan

Air merupakan bahan dasar yang sangat penting dalam pembuatan konstruksi bahan bangunan dengan struktur beton bertulang.
Pada konstruksi beton, Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga dapat menjadi bahan perekat antara agregat halus ( pasir), agregat kasar (kerikil) serta bahan campuran beton lainya
Sedangkan pada konstruksi baja, air digunakan sebagai bahan pencuci profil baja dari kotorran yang timbul akibat penyimpanan maupun pada saat distribusi baja.
Dalam pembuatan konstruksi beton harus digunakan air yang baik sehingga dapat tercipta beton yang kuat serta tahan lama.
air bahan bangunan
Air yang baik untuk campuran beton bertulang sebaiknya harus memenuhi persyaratan standar nasional indonesia
( SK-SNI – S – 04 – 1989 – F) yaitu sebagai berikut :
  • Air harus bersih
  • Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 2 gram /liter.
  • Tidak mengandung lumpur minyak dan benda terapan lain yang bisa dilihat secara visual.
  • Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton (asam organik) lebih
  • dari 15 gram / liter.
  • Tidak mengadung senyawa sulfat lebih dari 1 gram / liter.
  • Tidak mengandung chlorida (cl) lebih dari 0,5 gram / liter.
Air yang digunakan sebaiknya dari jenis air tawar karena air asin/air laut mempunyai kadar garam yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan besi tulangan berkarat dan konstruksi beton tidak mempunyai kekuatan optimal karena pemilihan air yang salah pada saat pelaksanaan.
dengan demikian sebuah konstruksi bangunan yang kuat diawali dari pemilihan air yang baik sebagai bahan bangunan.

Proses pembuatan jalan raya


Jalan raya di indonesia pada umumnya menggunakan jalan asphalt, bagaimanakah cara membuat jalan asphalt?
berikut urutan kerja pembuatan jalan asphalt beserta alat-alat berat dan kegunaanya
pembersihan dan perataan lahan
Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun pepohonan kemudian diratakan.
untuk membersihkan lahan dan menggali maupun mengurug tanah
excavator
excavator
setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan pekerjaan perataan tanah dengan menggunakan alat buldozer
buldozer
buldozer
untuk memindahkan tanah bekas galian maka digunakan dump truk
Penghamparan material pondasi bawah
penghamparan material pondasi bawah berupa batu kali menggunakan alat transportasi dump truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat tandem roller
Tandem roller
Tandem roller
pekerjaan perataan dengan tandem roller di lakukan lagi pada saat penghamparan lapis pondasi atas, dan lapir permukaan.
pada saat penghamparan material pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi urugan dengan alat teodolit dan perlengkapanya.
Penghamparan lapis asphalt
setelah lapisan pondasi bawah selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah penghamparan asphalt yang sebelumya sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga mencair.
untuk menghamparkan asphalt digunakan alat asphalt finisher
asphalt finisher
asphalt finisher
setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan dengan buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan

pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataanjalan raya dengan alat peneumatic roller
peneumatic roller
peneumatic roller
jalan raya sudah jadi dengan konstruksi sebagai berikut:
jalan raya
jalan raya

Tutorial perhitungan struktur baja

Metode perhitungan struktur baja ini mengacu pada SNI 03-1729-2002.
Tipe – tipe Baja Struktural Beserta Propertiesnya
    Jenis Baja Tegangan putus minimum, fu (Mpa) Tegangan leleh minimum, Fy (Mpa) Peregangan Minimum (%)
    BJ 34 340 210 22
    BJ 37 370 240 20
    BJ41 410 250 18
    BJ 50 500 290 16
    BJ 55 550 410 13
Perencanaan Struktur Baja yang memikul gaya tarik aksial
Simbol yang digunakan :
Nu = Gaya aksial ultimate (maksimum)
Nn = Gaya aksial nominal (gaya aksial ultimate yang telah dikalikan faktor koreksi)
Untuk memikul gaya aksial, ada 2 kondisi kritis yang menjadi acuan perhitungan, yaitu :
Kondisi Failure akibat kondisi leleh
Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.9 dan Nu =Ag.Fy, sehingga :
Nn = ɸ x Nu
Nn = 0.9 x Ag x Fy
Dimana : Ag = Luas kotor penampang Baja
Fy = Tegangan yield (leleh) baja.
Kondisi Failure akibat terjadinya Fraktur
Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.75 dan Nu =Ae.Fu sehingga :
Nn = ɸ x Nu
Nn = 0.75 x Ae x Fu
Dimana : Ae = Luas efektif penampang Baja
Fu = Tegangan ultimate baja.
Secara singkat, hitung saja nilai dari  kedua rumus di atas dan diambil nilai yang terkecil. Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagaimana menentukan luas kotor dan luas efektif dari suatu penampang. Luas kotor dan luas efektif mungkin timbul bila pada penampang terdapat sambungan yang mengurangi luasan penampang, misal sambungan baut.
Luas Bruto (Kotor) Penampang Baja.
Yang dimaksud dengan luas kotor penampang baja adalah luasan penampang baja total tanpa memperhitungkan adanya pengurangan luas penampang akibat lubang baut.
Luas Efektif Penampang Baja.
Yang dimaksud dengan luas efektif penampang baja adalah luasan penampang baja dikurangi dengan luasan penampang lubang untuk baut.
Melakukan perhitungan luas efektif Baja bergantung pada jenis – jenis sambungannya. Sambungan yang dapat digunakan antara lain sambungan baut dan sambungan las. Namun pada prinsipnya luas penampang efektif, Ae , besarnya adalah luas penampang total, A , dikalikan dengan faktor reduksi, U. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut :
Ae = A x U
Untuk Sambungan Baut :
Pada prinsipnya jika terdapat beberapa lubang baut pada pelat, kita harus memperkirakan bentuk patahan yang mungkin terjadi. Contoh kasusnya seperti ini :
patahan 1-2-3
tutorial-struktur-baja
Dari gambar di atas, ada tiga buah lubang baut yaitu lubang 1 ,lubang 2 dan lubang 3. Model patahan yang mungkin muncul adalah 1 – 3, atau 1 – 2 – 3 (perhatikan jalur patahannya).
Rumus umum yang digunakan untuk kasus semacam ini adalah :
Ae = Ag – n x d x t – Σ (s2 x t/4u)
Untuk patahan 1 – 3, nilai s = 0 sehingga Ae = Ag – n x d x t.
Dimana : d adalah diameter lubang, t adalah tebal pelat dan n adalah banyaknya lubang baut.
Catatan : dalam SNI ditentukan bahwa luas total seluruh lubang baut tidak boleh melebihi 15% dari luas penampang utuh.
Untuk memahami darimana rumus ini diperoleh, kita harus mengamati penampang dari pelat tersebut. Bila digambarkan penampang pelat tersebut, kira-kira seperti ini :
perhitungan-baja
Dari gambar penampang pelat di atas terlihat bahwa luas efektif pelat adalah luas kotor penampang baja dikurangi dengan luas lubang (daerah putus – putus, diasumsikan persegi panjang) yaitu sebesar n x d x t.
Untuk Sambungan Las (Welding)
Jika l > 2w, maka U = 1
Jika 2w > l > 1.5w, maka U = 0.87
Jika  1.5w > l > w, maka U = 0.75
Dimana l adalah panjang las dan w adalah lebar pelat.

Cara Membuat Perusahaan Kontraktor


Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mendirikan perusahaan yang begerak dalam bidang kontraktor.
Kontraktor merupakan sebuah bidang usaha jasa konstruksi, baik deri segi perencanaan arsitektur maupun pembangunannya. badan usaha yang dapat digunakan dapat berbentuk CV maupun PT ( perseroan terbatas).
Cara mendirikan perusahaan CV. kontraktor
cv-kontraktor

pendirian CV yang bergerak dalam bidang kontraktor dapat dilakukan sebagai berikut;
  • Menyiapkan nama CV, nama disini sebaiknya merupakan nama yang singkat, mudah diingat serta dapat mewakili bidang usaha nantinya.
  • Penentuan jumlah modal usaha.
  • Pembuatan susunan organisasi direksi dan komisaris.
  • Menentukan kedudukan CV, lingkup lokasi usaha dan bidang usaha.
setelah menentukan hal-hal diatas maka tahap berikutnya adalah menyiapkan dokumen-dokumen yang nantinya diperlukan untuk pengurusan pendirian perusahaan, dokumen tersebut adalah:
  • Foto kopi KTP (kartu tanda penduduk) pendiri perusahaan, minimal 2 orang
  • Foto kopi KK ( Kartu keluarga ) penanggung jawab perusahaan atau direktur.
  • pas foto penanggung jawab, biasanya berukuran 3×4
  • Foto kopi PBB tempat yang dijadikan sebagai domisili perusahaan.
  • Foto kopi surat kepemilikan tempat/ surat kontrak atau sewa kantor.
  • surat keterangan RT/RW
sebaiknya lokasi yang diajukan sebagai domisili perusahaan tidak berada dilokasi perumahan hal ini untuk mempermudah pendirian perusahaan, misalnya ruko, kawasan perkantoran, plaza dll.
nah.. setelah semua persyaratan sudah disiapkan langkah selanjutnya datang ke notaris, nantinya mendapat dokumen – dokumen sebagai berikut:
  • Akta notaris
  • surat keterangan domisili perusahaan
  • NPWP ( nomor pokok wajib pajak)
  • pengesahan pengadilan
  • SIUP ( surat izin usaha perdagangan)
  • TDP ( tanda daftar perusahaan)
Biaya pengurusan CV ke notaris pada tahun 2010 untuk wilayah jakarta +/- Rp.4.000.000,00
Cara mendirikan perusahaan PT. kontraktor
kontraktor
PT disini dibagi menjadi 3 kelas ( kecil, menengah, besar ) , masing – masing kelas PT tersebut tentunya mempengaruhi biaya pendirian dan ruang lingkup usaha perusahaan nantinya.
prosedur pendiriannya sama dengan pendirian CV, perbedaanya pada pendirian PT memerlukan waku untuk pengecekan nama karena nama pt yang sudah digunakan tidak boleh dipakai lagi. dan juga pengesahan dari Menhunkam . dokumen yang didapatkan dari hasil pendirian PT yaitu:
  • Pemesanan nama perseroan
  • Akta pendirian oleh notaris
  • surat keterangan domisili perusahaan
  • NPWP
  • SK pengesahan dari MENHUMKAM
  • SIUP ( surat izin usaha perdagangan)
  • TDP ( tanda daftar perusahaan)
Biaya pendirian PT ( kelas kecil sampai atas) ke notaris pada tahun 2010 untuk wilayah jakarta +/- Rp.7.000.000,00 s/d Rp.10.000.000,00

Cara Membuat Dokumen Penawaran Proyek


Bagaimana cara membuat dokumen penawaran untuk mengikuti tender sebuah proyek konstruksi?
Bagi pengusaha yang bergerak dalam bidang kontraktor pertanyaan itu perlu terjawab pada saat proses mengikuti sebuah tender proyek baik itu dari pihak swasta maupun proyek pemerintah.
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk sebuah tender biasanya mengikuti persyaratan yang diminta oleh owner dalam proses penawaran proyek akan tetapi jika kita punya daya kreatif dan inovasi tinggi tentunya akan memberikan melebihi permintaan agar dapat menjadi yang terbaik dan memenangkan proses pelelangan proyek, meskipun untuk memenangkan tender terdapat berbagai faktor penentu lainya setidaknya dengan membuat dokumen penawaran yang baik kita sudah melakukan selangkah kedepan.
tender
Tender proyek adalah sebuah proses pemilihan kontraktor yang tepat untuk melaksanakan proyek
Dokumen lelang yang disiapkan owner ( pemilik proyek) atau diwakili konsultan antara lain:
  • Rencana kerja dan syarat-syarat
  • Syarat-syarat megikuti lelang
  • Jadwal lelang
  • Daftar pekerjaan dan volume masing-masing pekerjaan ( bill of quantity)
  • Gambar perencanaan proyek
  • Definisi proyek
Dokumen lelang yang disediakan kontraktor dalam penawaran proyek konstruksi antara lain:
  • surat keterangan ahli konstruksi
  • Pengalaman kerja perusahaan
  • Daftar tenaga ahli
  • Daftar peralatan proyek
  • Schedule, atau jadwal proyek (kurva s, network planning atau bar chart)
  • Metode kerja pelaksanaan proyek
  • Surat jaminan pelaksanaan dari bank
  • Foto kopi KTP dan ijazah tenaga ahli
  • Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
  • struktur organisasi pelaksanaan proyek
  • Spesifikasi bahan yang akan dipakai untuk proyek
  • dll

Cara Pengecatan Dinding


Persiapan permukaan dinding tembok
  1. Dinding batu
  • Biarkan  permukaan kering sempurna +_ 1 (satu) bulan setelah plesteran sempurna dikerjakan
  • Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kape dan amplas
  • Perbaiki bagian-bagian yang retak dan kurang rata dengan  plamir dan biarkan mongering
  • Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan dengan debu, kemudian ulaskan cat tembok emulasi
  • Untuk permukaan yang sangat menyerap, cat tembok emulasi agar diencerkan dengan air bersih 30% – 50%
  1. Dinding tembok yang pernah dicat dengan cat emulasi
  • Bila cat lama dalam keadaan baikdan masih kuat daya lekatnya, maka bersihkanlah permukaan dari debu dan kotoran
  • Perbaiki bagian – bagian yang retak dan kurang rata dengan plamir dan biarkan mongering
  • Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan dari debu, kemudian ulaskan cat tembok emulasi
  1. Bila cat lama dalam keadaan kurang baik, mudah mengelupas dan adanya bercak maka:
  • Cat lama dikerok sampai habis
  • Permukaan tembok tersebut diamplas dan dibersihkan dari debu dan kotoran
  1. Bila dinding timbul lumut dan jamur maka:
  • Harus diperbaiki terlebih dahulu kondisi dinding temboknya
  • Bila perlu plesteran diganti dengan plesteran yang kedap air
Persiapan Bahan
  1. Cat tembok emulasi (bahan pengecet air)
Untuk pemakaian menggunakan kuas atau roller pada:
  • Permukaan halus
  • Permukaan kasar
Penggunaan Plamir
  • Dinding dihaluskan permukaannya dengan amplas kasar dan dibersihkan
  • Untuk menutup pori – pori pada permukaan digunakan plamir
  • Permukaan diratakan lagi dengan amplas halus setelah kering
  • Dianjurkan tidak mempergunakan bahan plamir pada pengecatan dinding yang berhubungan langsung dengan cuaca luar
Pengecetan
  1. Tahap pengecetan
  • Penggunaan plamir
  • Penggunaan cat penutup (cat emulasi)
  • Pengecatan ulang setelah kering sampai rata (30 – 40 mikro), atau sesui petunjuk yang terdapat pada kemasan masing – masing produk
  • Pengecatan yang dilakukan sekaligus tebal, hasilnya akan  kurang baik
  • Diusahakan sebelum umur pengecatan 1 hari tidak terkena air / hujan.

Cara Waterproofing Beton

| waterprofing beton dilaksanakan pada beton dengan pada daerah yang berhubungan dengan air misal atap beton, lantai toilet, bak beton dll.
untuk melakukan pekerjaan waterprofing terdapat berbagai macam cara, salah satunya adalah sebagai berikut:
Persiapan Bahan waterprofing

1.      Bahan untuk water proofing dipilih yang berkualitas bagus dan tidak mudah rusak atau bocor karena akan menyulitkan pada saat perawatan
2.      Bahan diperiksa kalengnya/ kemasannya, harus dalam keadaan baik
3.      Aduk yang benar hingga campuran waterproofing merata
4.      Pada saat pelaksanaan, bahan diambil secukupnya dengan kaleng kecil agar berpindah – pindah dengan mudah pada saat pelaburan
5.      Bila digunakan sprayer, maka bahan dimaksudkan dalam tangki sprayer
6.      Kebutuhan bahan 1 kg/m2 atau sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.
Pelapisan Waterproofing
Setelah permukaan  beton  rata dan bersih dari debu, maka pelaksanaan pelapisan waterproofing dapat dimulai
1.      Bila pakai kuas maka waterproofing langsung disapukan kepada permukaan  beton yang telah bersih
2.      Sapukan waterproofing  secara merata sehingga semua permukaan terlabur
3.      Bila pakai sprayer, maka bahan yang sudah siap dalam tangki sprayer, disemprotkan secara merata kepermukaan beton
4.       Selama belum kering hindari daerah pelapisan dari injakan
5.      Sesuai spesifikasi jenis bahan waterproofing yang dipakai pelapisan diulangi sekali lagi (2 lapis) untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik

Cara Pasang Keramik Dinding




Persiapan pekerjaan pasangan keramik dinding

1.      Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup
2.      Bahan-bahan ditempatkan dekat pekerjaan pemasangan
3.      Siapkan / bersihkan lokasi pekerjaan
4.      Pilih seluruh keramik yang akan dipasang , sehingga ukurannya sama dan tidak ada yang cacat (harus baik)
5.      Rendamlah keramik yang akan dipasang agar jenuh kerja
6.      Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang harus tertanam dibelakang tegel keramik dengan benar
7.      Ayaklah pasir yang akan dipakai untuk spesi
8.      Siapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.
Pelaksanaan pasang keramik dinding

1.      Patokan Ukuran
  • Buat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +_ 1 m untuk penentuan peil ketinggian
  • Buatlah lotan- lotan  pada dinding ditiap pojokan ruangan sekaligus sikuannya dan garis pertengahan dinding untuk pembagian tegel keramik
  • Ukurlah jarak – jarak  dinding ruangan lebar dan tingginya, berikut bagian-bagian yang terpasang pada ruangan tersebut
  • Berdasarkan pengukuran dan data – data tersebut diatas buatlah gambar kerja pembagian pemasangan tegel keramik pada ruangan tersebut.
2.      Pelaksanaan Pemassangan tegel keramik dinding
  • Sebagai patokan pemasangan kita ikuti gambar rencana pemasangan yang telah dibuat sebelumnya.
  • Pada pelaksanaan pemasangan keramik dinding sebaiknya tegel tegel ruangan tersebut belumterpasang
  • Berdasarkan lotan dan garis tengah  dinding, kita pasang horizontal satu baris keramik dibagian bawah dinding, dan dua baris vertical dibagian pinggir dinding sebagai kepalaan pasangan
  • Pemasangan keramik  kepalaan yang horizontal dimulai dari tengah dinding menuju kearah pinggir dan untuk keramik vertical dari bawah keatas
  • Pasangan keramik bagian pinggir tidak boleh terpadat potongan yang kecil, harus > ½ tegel keramik
  • Pasangan keramik harus mengikuti tarikan benang horizontal yang waterpas dan benang lotan untuk verticalnya
  • Untuk pasangan baris pertama keramik harus diplot dulu agar sesuai dengan gambar rencana dan tidak terdapat potongan yang kecil dibagian pinggir
  • Tiap baris pasangan keramik nad –nadnya harus dijamin lurus dan sejajar vertikalnya maupun horizontalnya
  • Spesi  pasangan harus mempergunakan campuran yang kuat dan kedap air, cara pemasangannya spesi harus dipasang pada keramik  dulu baru ditempelkan pada dinding dengan cara titekan dan diketok –ketok sampai dengan rata dan padat
  • Pasangan spesi keramik harus padat dan rata tidak boleh terdapat bagian yang kosong
  • Sebelum pemasangan dilakukan dinding maupun keramiknya harus dibasahi air terlebih dahulu.
  • Setelah keramik kepalaan terpasang, untuk pemasangan keramik selanjutnya dilakukan dari arah bagian bawah menuju keatas, agar pasangan yang baru tertahan bagian bawahnya
  • Untuk mendapatkan permukaan yang rata, pasangan keramik tiao baris harus ditap (diratakan) dengan jidar panjang dan diraba dengan tangan tiap sambungan nad keramik
  • Nad-nad keramik yang diberi celah, pengisiannya dengan mengoleskan adonan semen kental atau dengan bahan khusus
  • Harus diperhatikan tiap accessories, kran –kran air, sakelar-sakelar listrik dll sebaiknya dipasang pada persilangan tegel keramik
  • Pertemuan nad keramik pada pojokan harus ketemu dan sudutnya harus siku-siku dan lurus
  • Pertemuan keramik pada pojokan sebaiknya dipinggul (dibulatkan) atau dislep serong (adu manis)

Contoh Perhitungan Struktur Bangunan


Secara garis besar sebuah perencanaan struktur bangunan merupakan pencarian dimensi yang tepat untuk digunakan pada bentuk bangunan yang sudah didesain sebelumnya, perhitungan struktur bangunan meliputi: perhitungan struktur atap, struktur plat lantai, struktur kolom, struktur pondasi da struktur tangga serta konstruksi pelengkap jika diperlukan.

Perhitungan Struktur Rangka Atap

Perencanaan Stuktur Atap ini direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas
gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai
rangka baja profil dobel siku.
Data teknis
  • Bentang kuda- kuda (L) : 20 m
  • Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m
  • Kemiringan atap ( α ) : 45°
  • Penutup atap : genteng (50 kg/m²)
  • Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)
  • Mutu baja profil siku : BJH 37
  • Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²
  • Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II
  • Koefisien angin pantai : 40 kg/m²
  • Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²
berapa dimensi usuk yang dibutuhkan?
Perencanaan Reng
Pembebanan Reng
  • Berat genting (gt) = 50 kg/m²
  • Jarak reng (Jr) = 0,25 m
  • Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Berapa dimensi reng yang dibutuhkan?
Perencanaan Usuk
Pembebanan Usuk
  • Berat genting (gt) = 50 kg/m3
  • Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
  • Jarak usuk (Ju) = 0,5 m
Perencanaan Gording
Pembebanan gording
  • Jarak antar balok (l) = 3,354 m
  • Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
  • Jarak plapon (Jp) = 1,50 m
  • Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m
  • Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m
Berapa dimensi gording yang dibutuhkan?
Perhitungan Struktur Plat
Data teknis :
  • Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
  • Mutu baja (fy) = 240 MPa
  • Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2
  • Beban tangga (qt) = 3 kN/m2
  • Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m
  • Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2
  • Berat keramik = 0,24 kN/m2
  • Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2
  • Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2
  • Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3
berapa tebal plat lantai yang dibutuhkan?
contoh data-data teknis diatas merupakan data yang kita butuhkan sebelum melakukan proses perhitungan perencanaan struktur, data tersebut dapatkita peroleh dari SNI (Standar Nasioal Indonesia) , Produser bahan, Desain bangunan, PBI dll.

kontrak kerja proyek konstruksi

teknik sipil |November 27th, 2010 | Pengaturan hukum Kontrak kerja proyek konstruksi
  • Kontrak Proyek Konstruksi termasuk perjanjian untuk melakukan pekerjaan (KUHP pasal 1601 b)
  • Isinya diatur oleh: Pihak-pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
  • Bentuk Kontrak Proyek Konstruksi tertulis, mengandung resiko tinggi menyangkut keselamatan umum dan tertib bangunan
  • Kontrak dengan luar negeri formatnya sesuai kesepakatan
Jenis-jenis Kontrak proyek Konstruksi
  • Menurut cara terjadinya:
–        Hasil tender
–        Penunjukan
–        negosiasi
  • Menurut cara penentuan harga:
–        Fixed price or lump sum price contract
–        Fixed unit price contract
–        Escalation contract
–        Cost plus fee contract
–        Target estimate with penalty and incentive fee contract
Jenis-jenis Kontrak Konstruksi menurut Keppres 80 tahun 2003
  • Berdasarkan bentuk imbalan
–        Lump sum
–        Harga satuan
–        Gabungan lump sum dan harga satuan
–        Terima jadi (turn key)
–        persentase
¨       Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan
–        Tahun tunggal
–        Tahun jamak
  • Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa:
–        Kontrak pengadaan tunggal
–        Kontrak pengadaan bersama
Pengertian sistem Kontrak proyek konstruksi

Kontrak proyek system Lump sum
Adalah kontrak pengadaan barang/jasa  atas penyelesaian seluruh pekerjaan  dalam batas waktu tertentu, dengan  jumlah harga yang pasti dan tetap, dan  semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung penyedia barang/jasa.
Kontrak proyek system Harga satuan
Adalah kontrak pengadaan barang/jasa  atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap, untuk Setiap satuan/unsur pekerjaan dengan Spesifikasi teknis tertentu, yang volume Pekerjaannya masih bersifat sementara, Sedangkan pembayarannya didasarkan Pada hasil pengukuran bersama atas volumePekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan  oleh penyedia barang/jasa.
Kontrak proyek system Gabungan lump sum & harga satuan
Adalah kontrak pengadaan barang/jasa yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
Kontrak proyek system Terima jadi
Adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
Kontrak proyek system Persentase
Adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan prosentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut.
Jenis-jenis Kontrak proyek konstruksi yang lain
  • Kontrak rancang bangun (design and build contract)
  • Kontrak putar kunci (turn key contract)
  • Contractors full pre financing
  • Build operate and transfer (BOT)
  • Build operate and own (BOO)
  • Build lease and transfer (BLT)
Kontrak proyek sistem Rancang Bangun (Design and build contract)
¨       Secara teknis istilah rancang bangun (design build atau design construct) adalah lebih jelas menggambarkan pembagian tugas dalam kontrak tersebut
¨       manajemen/kontraktor/”target=”_parent”rel=”external”title=”kontraktor” >Kontraktor melaksanakan perencanaan dan pembangunan, perencanaan dapat dilakukan melalui konsultan perencana, tetapi kontrak perencanaan kepada kontraktor bukan kepada pengguna jasa
¨       Selain dapat keuntungan, kontraktor sekaligus juga mendapat bayaran untuk jasa perencanaannya, Pembayaran pertermin
¨       Pengguna jasa tidak lagi menempatkan konsultan pengawas tetapi cukup menunjuk wakil yang fungsi dan tugasnya mengamati jalannya pekerjaan apakah sesuai spesifikasi teknis dan jadwal
¨       Diperlukan jaminan kemampuan membayar dari pengguna jasa yang besarnya senilai kontrak dan masa berlaku selama masa pelaksanaan.
¨       Perlu kehati-hatian pengguna jasa dalam memelih kontraktor karena semua aspek pembangunan proyek dipercayakan kepada satu perusahaan. Jadi profesionalisme dan bonafidifitas perusahaan harus benar-benar dipertimbangkan dalam memilih kontraktor
Kontrak proyek sistem Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor full prefinancing)
¨       Penyedia jasa mendanai seluruh  pekerjaan sesuai kontrak, setelah pekerjaan selesai 100% diterima dengan baik Pengguna jasa, barulah Penyedia jasa dibayar sekaligus 95%, 5% untuk retensi
¨       Pengguna jasa harus memberi jaminan bank kepada penyedia jasa dan harus tetap berlaku selama masa pelaksanaan pekerjaan.
¨       Jaminan pembayaran bukan instrumen pembayaran dan baru dapat docairkan jika ada permasalahan pengguna jasa cedera janji
¨       Dalam kontrak sistem ini pengguna jasa harus menanggung biaya uang (cost of money) dan dibebankan pada nilai kontrak.
kontrak proyek sistem BOT/BOO/BLT


¨       Kontrak ini merupakan pola kerjasama antara pemilik tanah/lahan dengan investor untuk menjadikan lahan menjadi satu fasilitas tertentu
¨       Setelah pembangunan fasilitas selesai, investor diberi hak untuk mengelola dan memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu.
¨       Setelah masa pengoperasian selesai fasilitas tadi dikembalikan kepada pengguna jasa.
¨       Selama masa pengoperasian fasilitas harus masih dalam keadaan baik, sehingga untuk perawatan ini diperlukan kontrak tersendiri.
¨       Bentuk kontrak BOO, disini setelah dibangun, investor diberi hak untuk untuk mengelola dan pada akhirnya memiliki sebagian dari fasilitas yang ada sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
¨       Bentuk kontrak BLT sedikit berbeda dengan BOT. disini setelah fasilitas selesai dibangun, pemilik fasilitas seolah-olah menyewa untuk satu kurun waktu kepada investor untuk dipakai sebagai angsuran dari investasi yang sudah ditanam. Atau fasilitas bisa juga disewakan kepada pihak lain dengan perjanjian sewa yang hasilnya diserahkan kepada investor.
Unsur-unsur dalam Kontrak proyek konstruksi

¨       Yang terlibat langsung:
–        Pemberi tugas (pengguna Jasa)
–        Kontraktor (Penyedia Jasa Pelaksanaan)
–        Konsultan (Penyedia Jasa Perencanaan dan Penyedia Jasa Pengawasan/MK)
¨       Yang terlibat dalam proses pembangunan
–        Pemberi tugas
–        Kontraktor
–        Konsultan
–        Pemerintah
–        bank

Campuran Beton K

Perbandingan campuran beton K

Berikut ini perbandingan bahan dan tenaga untuk membuat beton dengan mutu K sekian

Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,87
Bahan
  • Portland cement 247,000 kg
  • PB 869 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 999 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 9,8 MPa (K 125), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,78
Bahan
  • Portland Cement 276,000 kg
  • PB 828 kg
  • kerikil (maksimum 30 mm) kg 1012 KR
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 12,2 MPa (K 150), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,72
Bahan
  • Portland cement 299,000 kg
  • PB 799 kg
  • Kerikil (maksimum 30 mm) 1017 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH
Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump (3-6) cm, w/c
= 0,87
Bahan
  • Portlland cement 230,000 kg
  • PB 893 kg
  • Bahan KR (maksimum 30 mm) 1027 kg
  • Air 200 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,200 OH
  • Tukang batu OH 0,200 OH
  • Kepala tukang 0,020 OH
  • Mandor 0,060 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
  • Portland cement 326,000 kg
  • PB 760 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 1029 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja OH 1,650 OH
  • Tukang batu OH 0,275 OH
  • Kepala tukang OH 0,028 OH
  • Mandor OH 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 16,9 MPa (K 200), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,61
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
  • Portland cement 352,000 kg
  • PB 731 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 1031 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 19,3 MPa (K 225), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan
  • Portland cement 371,000 kg
  • PB 698 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 1047 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor o,028 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 21,7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56
Bahan
  • Portland cement 384,000 kg
  • PB 692 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 1039 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 24,0 MPa (K 275), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,53
Bahan
  • Portland cement 406,000 kg
  • PB 684 kg
  • Bahan KR (maksimum 30 mm) 1026 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 1,650 OH
  • Tukang batu 0,275 OH
  • Kepala tukang 0,028 OH
  • Mandor 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52
Bahan
  • Portland cement 413,000 kg
  • PB 681 kg
  • Bahan KR (maksimum 30 mm) 1021 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja OH 1,650 OH
  • Tukang batu OH 0,275 OH
  • Kepala tukang OH 0,028 OH
  • Mandor OH 0,083 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 28,8 MPa (K 325), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,49
Bahan
  • Portland cement 439,000 kg
  • PB 670 kg
  • Bahan KR (maksimum 30 mm) 1006 kg
  • water 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 2,100 OH
  • Tukang batu 0,350 OH
  • Kepala tukang 0,035 OH
  • Mandor 0,105 OH
Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 31,2 MPa (K 350), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,48
Bahan
  • Portland cement 448,000 kg
  • PB 667 kg
  • KR (maksimum 30 mm) 1000 kg
  • Air 215 Liter
Tenaga kerja
  • Pekerja 2,100 OH
  • Tukang batu 0,350 OH
  • Kepala tukang 0,035 OH
  • Mandor 0,105 OH
Bobot isi pasir = 1.400 kg/m3, Bobot isi kerikil = 1.350 kg/m3, Bukling factor pasir = 20 % ”
Perbandingan bahan tersebut dapat menghasilkan mutu beton mendekati  rencana K sekian menyesuaikan kondisi bahan tenaga dimana beton dibuat.

Rabu, 15 Desember 2010

Drainase

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara natural maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada got di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.

Definisi
Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

Jenis
Drainase terbagi menjadi:
  • drainase utama
  • drainase sekuder
  • drainase tersier
  • drainase laut

Jembatan

Jembatan merupakan satu struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Ia dibangun untuk membolehkan laluan pejalan kaki, pemandu kenderaan atau kereta api di atas halangan itu.

Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan, tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan saluran air orang Roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang Roma juga mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu2 yang berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar Romawi, karena sesudah zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. Pada Zaman Pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai tersebut.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam pembuatan jembatan kayu oleh Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan Revolusi Industri pada abad ke-19, sistem rangka (truss system) menggunakan besi untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan (tensile strength) yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakannya menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Perancis. Yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan-kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete) digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.

Jenis-jenis jembatan

Jenis-jenis jembatan boleh dikelaskan mengikut kegunaannya ataupun struktur binaannya.

Dari segi kegunaan

Suatu jembatan biasanya dirancang sama untuk kereta api, untuk pemandu jalan raya atau untuk pejalan kaki. Ada juga jambatan yang dibangun untuk pipa-pipa besar dan saluran air yang bisa digunakan untuk membawa barang. Kadang-kadang, terdapat batasan dalam penggunaan jembatan; contohnya, ada jembatan yang dikususkan untuk jalan raya dan tidak boleh digunakan oleh pejalan kaki atau penunggang sepeda. Ada juga jembatan yang dibangun untuk pejalan kaki (jembatan penyeberangan), dan boleh digunakan untuk penunggang sepeda.

Jembatan upacara dan hiasan

Setengah jembatan dibuat lebih tinggi daripada yang diperlukan, agar pantulan jembatan itu akan melengkapkan sebuah bulatan. Jembatan seperti ini, yang selalunya dijumpai di taman oriental, dipanggil "Jembatan Bulan", kerana jambatan itu dan pantulannya menyerupai sebuah bulan purnama.
Adalah biasa di istana2 jembatan dibuat sungai tiruan sebagai simbol perjalanan ke tempat ataupun keadaan minda yang penting. Ada satu set yang terdiri daripada lima jambatan yang merentasi satu sungai yang berbelit-belit di salah sebuah laman penting di Bandar Terlarang (Forbidden City) di Beijing, Cina. Jambatan yang tengah hanya boleh dilalui oleh Maharaja, Permaisuri dan dayang-dayang mereka.

Dari segi struktur

Perancangan dan bahan asas pembinaan jambatan bergantung kepada lokasi dan juga jenis muatan yang akan ditanggungnya. Berikut adalah beberapa jenis jambatan yang utama:

Jembatan batang kayu (log bridge)

Jambatan yang terawal adalah apabila manusia mengambil kesempatan dari pohon kayu yang tumbang merentasi sungai. Jadi, tak hairanlah jika jambatan yang pertama dibuat ialah pokok yang sengaja ditumbangkan meintasi sungai. Kini, jambatan seperti itu hanya digunakan secara sementara, contohnya di tempat2 pembalakan, yang mana jalan yang dibuat hanyalah untuk sementara dan kemudian ditinggalkan. Ini karena jembatan seperti ini mempunyai jangka waktu yang pendek disebabkan oleh pohon menyentuh tanah (yang basah) hingga menyebabkannya mereput, serta serangan anai-anai dan serangga-serangga lain. Jembatan batang kayu yang tahan lama boleh dibuat dengan menggunakan tapak konkrit yang tidak ditakungi air dan dijaga dengan baik.

Jembatan lengkung (arch bridge)

Jembatan lengkung di jalan dari Sukaraja ke Purbalingga (1900-1905)

Jembatan alang (Beam bridge)

Jembatan ini juga bisa disebut keturunan langsung jambatan batang kayu, jambatan alang biasanya dibuat dari alang keluli "I", konkrit diperkuat atau konkrit telah-tertegang (post-tensioned concrete) yang panjang. Ia kurang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat. Jembatan ini selalu digunakan untuk jembatan pejalan kaki dan juga jembatan-jembatan yang merintangi hutan.

Jembatan kerangka (Truss bridge)

Jika alang2 itu disusun dalam bentuk kekisi, contohnya segitiga, supaya setiap alang hanya menampung sebagian berat struktur itu, maka ia dinamakan jembatan kerangka. Jika dibandingkan dengan jembatan alang, jembatan kerangka adalah lebih hemat dalam penggunaan bahan. Kerangka bisa menahan beban yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh menggunakan elemen yang lebih pendek daripada jambatan alang. Ada berbagai jenis cara untuk membuat kerangka ini, namun begitu, semuanya menggunakan prinsip penggiliran elemen tegangan dan tekanan. Sekiranya satu-satu elemen itu telah diketahui - melalui analisis kejuruteraan - hanya akan mengalami ketegangan tanpa tekanan atau kenduran, maka ia bisa dibuat dari batang keluli yang lebih langsing. Bagian atas kerangka selalunya mengalami tekanan, manakala bagian bawahnya mengalami tegangan.
Jembatan ini selalu dibuat dengan menggunakan dua kerangka yang dihubungkan dengan elemen-elemen penjuru yang mendatar untuk membentuk sebuah struktur berbentuk kotak. Jalan yang akan dilalui boleh terjadi daripada sebagian elemen-elemen atas atau bawah, atau juga boleh digantung di tengah-tengah. Jika jambatan itu harus menyeberangi jurang yang sangat dalam, kerangka itu boleh diimbangi. Ini selalunya terjadi jika tebing yang betul-betul bertentangan membuatkan kerja-kerja pembuatan lebih sukar.
Jambatan kerangka boleh dibuat dari hampir semua bahan yang keras dan kuat, termasuk batang kayu, keluli ataupun konkrit diperkuat. Konsep kerangka ini juga digunakan dalam jembatan-jembatan yang lain ataupun komponen-komponen jembatan seperti struktur geladak jambatan gantung.

Jembatan gerbang tertekan (Compression arch bridge)

Jembatan berbentuk ini adalah antara jambatan yang paling awal yang dapat merintangi jarak yang jauh menggunakan batu bata ataupun konkrit. Bahan-bahan ini boleh menerima tekanan yang tinggi tetapi tidak boleh menahan tegangan yang kuat. Jambatan ini berbentuk pintu gerbang - maka sebarang tekanan menegak akan turut menghasilkan tekanan mendatar di puncak gerbang itu.
Di kebanyakan jembatan gerbang, jalan diletakkan di atas struktur gerbang itu. Saluran air orang-orang Roma dahulu menggunakan kaedah untuk menyusun beberapa jembatan gerbang - daripada jembatan panjang kepada jembatan pendek apabila ketinggian ditambahkan - untuk mencapai ketinggian sambil mengekalkan ketegaran struktur itu, dengan mengelakkan pembinaan elemen menegak yang tinggi dan langsing. Jembatan gerbang ini masih digunakan di terusan-terusan air dan jalan raya kerana ia mempunyai bentuk yang menarik, terutamanya apabila ia menyeberangi air kerana pantulan gerbang itu membentuk kesan visual berbentuk bulatan dan bujur.
Kebanyakan jembatan gerbang tertekan moden dibuat daripada konkrit diperkuat. Untuk pembuatannya, pendukung sementara bisa didirikan untuk mendukung bentuk jembatan itu. Apabila konkrit telah mengeras, barulah pendukung sementara itu dibuang.
Salah satu variasi kepada jembatan jenis ini adalah apabila gerbang jembatan itu naik lebih tinggi daripada jalan. Dalam kes ini, kabel tembaga menghubungkan jalan dengan gerbang itu.

Jembatan gantung (Suspension bridge)

Jembatan gantung adalah satu lagi jenis jembatan yang pertama, dan masih lagi dibuat menggunakan bahan asli, seperti tali jerami di setengah daerah di Amerika Selatan. Sudah semestinya jembatan ini diperbarui secara berkala kerana bahan ini tidak tahan lama, dan di sana, bahan-bahan ini dibuat oleh keluarga-keluarga sebagai sumbangan masyarakat. Sejenis variasi yang lebih kekal, sesuai untuk pejalan kaki dan kadang kala penunggang kuda boleh dibuat daripada tali biasa. Puak Inca di Peru juga pernah menggunakan jembatan ini pada abad ke-16 untuk jarak sejauh 60 meter. Bagi jembatan ini, laluan jalan akan mengikut lengkungan menurun dan menaik kabel yang membawa beban. Tali tambahan juga diletakkan pada paras yang lebih tinggi sebagai tempat berpegang. Untuk berjalan di jembatan seperti ini, dengan cara berjalan seperti meluncur, karena cara berjalan yang biasa akan menghasilkan gelombang bergerak yang akan menyebabkan jembatan dan pejalan kaki bergoyang atas-ke-bawah atau kiri-ke-kanan.
Jembatan gantung modern yang mampu membawa kendaraan menggunakan dua menara menggantikan pokok. Kabel yang merentangi jembatan ini perlu ditambat dengan kuat di kedua belah ujung jembatan, karena sebagian besar beban di atas jembatan akan dipikul oleh tegangan di dalam kabel utama ini. Sebagai jalannya dihubungkan ke kabel utama dengan menggunakan jaringan kabel-kabel lain yang digantung menegak. Jembatan seperti ini hanya cocok digunakan untuk jarak yang jauh, atau tidak memungkinkan didirikan tiang penahan karena arus deras dan berbahaya. Jembatan seperti ini juga selalu menjadi suatu pemandangan yang bagus. jembatan ini tidak sesuai untuk digunakan oleh kereta api karena akan melentur disebabkan oleh beban kereta.

Jembatan kabel-penahan (Cable-stayed R bridge)

Jembatan kabel-penahan adalah agak baru.ekaan jambatan ini menggunakan beberapa kabel yang berasingan yang menghubungkan jalan dengan menara. Kabel2 pepenjuru ini diikat dengan tegang dan lurus (tidak melentur kecuali disebabkan oleh berat sendiri) ke beberapa tempat yang berlainan di sepanjang jalan. Kabel2 itu boleh diikat di tengah-tengah jalan (satu jaringan) atau di tepi jalan (dua jaringan). Biasanya dua menara digunakan, dan kabel-kabel disusun dalam bentuk kipas.
Kelebihan jembatan ini dibanding jembatan gantung adalah tambatan yang kukuh di ujung jembatan untuk menahan tarikan kabel tidak diperlukan. Ini disebabkan oleh geladak jambatan itu senantiasa berada di dalam keadaan tekanan. Ini menjadikan jambatan ini sebagai jambatan pilihan di tempat2 yang keadaan tanahnya kurang baik, asalkan menara-menaranya boleh dipasak dengan baik.
Antara contoh jambatan kabel penahan yang terkenal di Malaysia termasuklah Jambatan Pulau Pinang, Jembatan Kedua Muar dan Jambatan Sungai Johor (yang bakal dibuka pada tahun 2010).

Jembatan penyangga (Cantilever bridge)

Jembatan penyangga biasanya digunakan untuk mengatasi masalah pembuatan apabila keadaan tidak praktikal untuk menahan beban jembatan dari bawah semasa pembuatan. Disebabkan ia agak keras/tidak mudah bergoyang, ia sesuai digunakan untuk membawa landasan kereta api. Walaupun dari segi seni bina penyangga selalunya mempunyai cuma satu bagian, untuk jembatan biasanya dua bahagian (sepasang) yang serupa dibuat.
Satu kelebihan jambatan ini ialah ia boleh dibina dengan cuma bekerja menggunakan caisson sementara – ini dilakukan dengan membuat kedua-dua bagian sekaligus untuk memastikan keseimbangan jembatan itu. Kebanyakan jembatan penyangga menggunakan sepasang struktur yang serupa, setiap satu dengan satu menara dan dua penyangga yang terjulur keluar. Kemudian, apabila siap, jembatan itu biasanya akan ditambat di ujungnya, untuk mengelakkan penyangga tadi terjungkit, dan menghasilkan celah yang lebar di antara kedua-dua penyangga tadi. Setelah itu, satu jalan yang telah siap dibina awal-awal diangkat dan diletakkan di tengah-tengah jambatan itu menggunakan kabel untuk meyambung kedua-dua bagian. Jika tidak, bagian tengah jalan itu bisa dibuat ketika itu juga daripada bagian-bagiannya.
Prinsip penyangga ini biasa digunakan dalam pembuatan jembatan gerbang tertekan. Dalam kebanyakan pembuatan jembatan jarak jauh moden, menara dan kabel sementara digunakan untuk menahan bagian-bagian gerbang yang dibuat secara bertingkat. Cara ini agak sama dengan cara pembuatan jembatan kabel-penahan. Penggunaan menara sementara ini mengurangi jumlah bahan yang diperlukan dan memudahkan perancangan.

Jembatan angkat (bascule bridge)

Jembatan angkat di Gunung Sahari (awal abad ke-20)

Jembatan bisa pindah

Jembatan gerak (movable bridge) membolehkan benda-benda yang tinggi seperti layar kapal melaluinya, ataupun ia boleh digunakan untuk merentasi jarak yang tinggi atau jaraknya boleh berubah. Jembatan ini biasanya boleh diputarkan ke atas (drawbridge) atau ke tepi (swing bridge). Bagi setengah jembatan pula, bagian tengahnya boleh diangkat menegak ke atas (lift bridge). Ada juga jembatan yang digelar jembatan pengangkut (transporter bridge), ia cuma digunakan di tempat-tempat yang tidak banyak kendaraan.
Untuk jembatan-jembatan yang kecil, pergerakan ini mungkin boleh dilakukan tanpa menggunakan dinamo. Setengah jembatan boleh dikawal oleh pengguna, terutamanya yang mempunyai bot, sesetengah yang lain dikawal oleh pengawal jambatan, kadang-kadang dari jauh dengan menggunakan kamera video dan pembesar suara. Selalunya terdapat lampu isyarat untuk pengguna2 jalan dan air, dan tambahan pengadang jalan untuk para pemandu.
Jembatan gerak yang lebih kecil yang dipanggil jetway, juga digunakan di lapangan terbang, untuk memperbolehkan penumpang menaiki kapal terbang yang berbagai2 saiz dan jarak dari bangunan terminal.

Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

Baja

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

Klasifikasi baja
  • Berdasarkan komposisi
  • Berdasarkan proses pembuatan
    • Tanur baja terbuka
    • Dapur listrik
    • Proses oksidasi dasar
  • Berdasarkan bentuk produk
    • Pelat batangan
    • Tabung
    • Lembaran
    • Pita
    • Bentuk struktural
  • Berdasarkan struktur mikro
    • Feritik
    • Perlitik
    • Martensitik
    • Austenitik
  • Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
    • Baja Struktural
    • Baja Non-Struktural

Beton

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprotbeton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri ( (eng: shotcrete),

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum
digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain – lain. Beton
merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara
mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat
lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang –
kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun
fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang
homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan
terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan
tiruan, dengan rongga – rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau
batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori–
pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen
juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan,
sehingga butiran–butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga
terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama.
Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana hanya sekedar
mencampurkan bahan-bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang
plastis sebagaimana sering terlihat pada pembuatan bangunan sederhana.
Tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi persyaratan
yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus
diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan beton segar
yang baik dan menghasilkan beton keras yang baik pula. Beton segar yang
baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang,
dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi pemisahan kerikil
dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton keras yang
baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan kembang
susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 : 2)
Beton memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut
(Tjokrodimulyo 1996 : 2)

beton
beton
Kelebihan Beton :
1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat
tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.
2. Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan.
Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.
3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak
maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
4. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang
pada tempat–tempat yang posisinya sulit.
5. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Kekurangan Beton :
1. Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak.
Oleh karena itu perlu di beri baja tulangan sebagai penahan gaya tarik.
2. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan
suhu,sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah
terjadinya retakan – retakan akibat terjadinya perubahan suhu.
3. Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus dilakukan
dengan pengerjaan yang teliti.
4. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti
secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.